Rabu, 21 Maret 2012
Mendidik Bangsa Pemenang
Dalam persaingan global,menurut Jacues Attali,seseorang pemikir dan perancir,akan menghasilkan dua kelompok manusia.
Pemenang dan pecundang.
Pemenang dalam persaingan global itu adalah mereka yang memang memiliki kualitas dan kapasitas kemanusiaannya (sebagai sumber daya insani/SDI) untuk bertarung dan berkompetisi secara terbuka.
Sedang pecundangnya adalah mereka yang kualitas dan kapasitas kemanusiaannya rendah,mereka yang gagap dan gugup menghadapi berbagai perubahan.
Para pemenang dan pecundang itu nantinya akan menjadi'manusia pengembara'.
Dalam arti harus melakukan berbagai mobolitas.
Hanya bedanya,para pemenag akan mengembara di lautan sukses dan makin lama makin kuat,sementara para pecundang akan mengembara di lautan penderitaan,kesengsaraan dan kehinaan,mereka makin lama terpinggirkan dan makin lemah.
Kunci sukses untuk mengahasilkan manusia atau secara kolektif,menghasilakn bangsa pemenang terletak pada pendidikannya.
Dengan kualitas pendidikan yang tinggi diharapkan akan menghasilkan'produk'yang siap bermain di medan global kini dan nanti.
Mengapa kunci sukses untuk menghasilkan manusia dan bangsa pemenang adalah lewat pendidikan? sebab format atau bentuk masyarakat yang sekarang sedang berproses dan nantinya akan menjadi bentuk masyarakat baru di seluruh dunia adalah apa yang disebut masyarakat ilmu pengetahuan (Knowl-edge society).
Yaitu masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan.
Dengan basis ilmu pengetahuan ini masyarakat membangun infrastruktur kehidupan (infrastruktur sosial,ekonomi,budaya,politik,pendidikan),misalnya dengan Dengan basis ilmu pengetahuan pula masalah individualitas dan kolektivitas menemukan keseimbangan dalam ekspresi kemanusiaannya,juga menemukan kesembangan dalam memecahkan masalah masalah yang muncul sehari hari.
Tentu saja masyarakat ilmu pengetahuan ini,dalam periode berikutnya akan menghasilkan bangsa ilmu pengetahuan (Knowoledge nation),yaitu bangsa pemenang yang mamp[u melaklukan,mengolah,memperkaya dan memuliakan masa islam,masa kini dan masa depannya.
Masalahnya,siapakah lembaga pendidikan kita untuk menghasilakn para pemenang dalam persaingan global ini?
Dengan lembaga pendidikan yang selama lebi 50 tahun menjadi hamba dari politik (ketika politik menjadi panglima di zaman orde Lama)dan menjadi hamba ekonomin(ketika ekonomi menjadi panglima di zama Orde BaRu) maka kemandirian lembaga pendidikan sebagai bagian dari lembaga pemanusiaan manusia mampu melahirkan para pemimpin,tetapi semua itu terasa belum mencukupi.
Apakah diperlukan lembaga pendidikan alternatif (berbeda dari yang ada) atau hanya lembaga pendidikan suplematif(pelengkap) dari lembaga pendidikan yang ada? Lembaga pendidikan alternatif dari lembaga sekolah misalnya,yaitu pesantren memang tumbuh setiap hari,tetapi jelas masih terus memerlukan penyempurnaan.
Dalam banyak kasus pesantren lebih berposisi sebagai lembaga pendidikan suplematif(pelengkap) dari lembaga pendidikan formal yang ada.
Demikian juga lembaga non-formal semacam bimbingan belajar,kurus-kurus,pelatihan,yang makin merebut perhatian masyarakat karena fungsi suplematifnya yang jelas dan terasa menghaslkan kelebihan bagi yang mengikutinya.
Ataukah yang diperlukan sebenarnya hanya sekadar langkah optikalisasi lembaga pendidikan yang ada>
Misalnya dengan mengadopsi keonsep-konsep baru dan terbaru dalan pendidikan? sekarang ini konsep-konsep baru pun hampir setiap hari bermunculan,seiring sengan ditemukannya berbagai hasil penelitian tentang jiwa manusia,tentang relasi antarmanusia,tentang potensi-potensi tersembunyi,tentang kondisi-kondisi positif yang mampu mendongkrak kemampuan belajar dan kemampuan mengajar,dan tentang hal-hal lain yang mampu memicu dimunculkannya konsep bari tersebut.
Untuk menjawab itu semua kita sesungguhnya sangat perlu untuk mengetahui peta konkret tantangan global yang dihadapi bangsa indonesia.
Yaitu tantangan global di bidang ekonomi dan profesi,tantangan global di bidang pendidikan dan penyiapan SDI (sumber daya insani)dan tantangan Global di bidang Iptek.
Peta kondisi pendidikan nasional dalam konteks tantangan global perlu kita ketahui.
Misalnya kondisi,visi dan missu pendidikan nasional kita,kondisi lembaga-lembaga pendidikan formal kita dan kondisi lembaga-lembaga pendidikan alternatif kita,
Setelah itu baru kita berbuat.
Slaj satu yang tidak boleh dilupakan adalah memenahi pendidikan karakter dan moral bangsa kita.
Sebab inilah kata kunci paling penting untuk menghasilkan bangsa pemenang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar