Senin, 10 September 2012

Perempuan Turki Penggal Kepala Pemerkosanya

Ankara - Pemerkosa Adalah Salah Satu Kejahatan Keji dalam kemanusiaan. Jarang terjadi para korban dapat menuntut balas terhadap pelaku. Namun seorang perempuan Turki berhasil membunuh bahkan memenggal kepala orang yang memperkosanya. Kepala itu kemudian ia bawa ke alun-alun desa.

Akibat perbuatannya, Nevin Yildirim kini sedang menunggu persidangan setelah membunuh Nurettin Gider yang hendak memperkosa Yildirim di rumahnya di Yalvac, barat laut Turki, pekan lalu. Ibu dua anak itu tengah hamil lima bulan. Menurut pengakuannya, janin dalam kandungannya itu adalah anak dari si pemerkosa itu.

Seperti dilansir CNN, Kamis lalu, pemerkosaan itu, menurut Yildirim, berlangsung hanya beberapa hari setelah suaminya bekerja di kota lain pada Januari lalu. Pelaku yang masih paman suami Yildirim itu mengancam akan menembak perempuan 26 tahun dan kedua anaknya jika melapor ke polisi.

Pada 28 Agustus, perempuan itu bertekad menghentikan Aksi Biadap Gider. Ia menembak Gider setelah pria itu memanjat dinding belakang rumahnya, kemudian menembaknya lagi ketika pria itu berusaha meraih pistolnya.

“Saya menembak Organ Sexsualnya. Dia lalu diam. Saya tahu dia sudah mati. Saya kemudian memenggal kepalanya,” kata Yildirim. Secara total, Yildirim menembaknya sepuluh kali, termasuk beberapa kali ke wilayah pangkal pahanya. Dia juga dilaporkan menikam perut pria itu setelah ia tembak.

Dia lalu membawa kepala pria itu, yang masih meneteskan darah, ke alun-alun desa di Yalvac. Kepada orang-orang yang sedang duduk di luar kedai kopi, ia berkata, "Jangan bicara di belakang, jangan mempermainkan kehormatan saya. Ini adalah kepala pria yang mempermainkan kehormatan saya."

Pengadilan kini tengah memeriksa kejiwaan Yildirim. Namun, dalam persidangan awal, ia mengaku menyesal atas peristiwa tersebut. Dia mengatakan semula hendak melaporkan Gider ke polisi militer dan jaksa. “Namun hal itu justru membuat saya sebagai Seorang Perempuan Murahan. Saya sering berpikir untuk bunuh diri, tetapi (saya) tidak bisa melakukannya."

Berdasar data tahun lalu, Human Rights Watch melaporkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan di Turki. Sebanyak 42 persen perempuan berusia di atas 15 tahun pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

[cnn-sitaplanasari aquadini]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar